Tak Akan Diusir


Aku menatap angka dalam lift yang perlahan naik, 10...11...12...ting!

'Ah, ini lantaiku,' dengan langkah gontai aku berusaha berjalan keluar sembari memapah temanku yang bahkan kesulitan untuk berdiri sendiri, padahal disana aku hanya meminum 2 gelas vodka karena aku tahu harus menyetir, tetapi kenapa sulit untuk tetap berjalan lurus? Apakah ini yang mereka namakan sudah bertambah tua?

Kami berdua terus berjalan sembari berusaha menguatkan kesadaran masing-masing, akan sulit jika salah satu dari kami ambruk lebih dulu sebelum mencapai tempat tinggal, "Apa sudah sampai?" Dengan malas aku melirik pemilik suara husky itu, mata terbuka dan tertutup tanpa berniat memperhatikan jalan sembari kepalanya yang terkadang terayun-ayun seakan tiada tenaga yang tersisa untuk lehernya.

Helaan napas lolos dengan mudahnya sembari memperbaiki pegangannya padaku, sebelum menjawab bola mataku telah menangkap fire alarm yang selalu kujadikan tanda bahwa sebentar lagi kami sampai di kamar, "Sebentar lagi, sudah di dekat fire alarm, berjalan yang benar!" Perlahan kami terus berjalan melewati fire alarm yang membawaku kembali mengingat sosok pengurus apartemen, dengan tegas ia berkata bahwa para pemilik apartemen sepakat untuk mendepakku pergi jika aku kembali tanpa sengaja membuat keributan.

Ingatan itu membuatku lupa dengan sosok yang seharusnya aku papah, tanpa sadar peganganku terlepas dari tubuh lesu temanku itu. Aku melihatnya berjalan gontai sebelum akhirnya ambruk tepat ke arah fire alarm. Suarang nyaring mulai terdengar keras, terus berbunyi tanpa kasihan kepada kepanikan kami berdua, pandangan terus kuarahkan ke kanan dan kiri tanpa tujuan pasti. Sial, suara yang memekakan telinga ini membuat otakku semakin kesulitan untuk bekerja.

Dengan susah payah kupaksakan otak mencari jalan keluar hingga akhirnya pandanganku terhenti pada satu hal, jendela yang setengah terbuka. "Ayo pergi dari sini, bisa di usir kalau salah seorang penghuni melihat kita membuat keributan," dengan sekali tarikan aku menyeret temanku itu ke arah jendala yang jaraknya dekat dengan posisi kami berdiri.

Tanpa pikir panjang aku membuka penuh jendela tersebut dan menarik temanku untuk melompat, kini tak akan ada para tetangga yang akan melaporkannya karena telah membuat keributan.

Komentar