Sepasang Mata

Aku melihatnya.

Sepasang mata itu.

Yang tak bisa dikatakan menyeramkan.

Namun, tidak pula menyenangkan.


Mata itu terus menatap.

Menatap lama.

Tanpa ada maksud tertentu.

Terkadang dapat diabaikan.

Yang seharusnya telah menjadi keseharian.

Hanya sebatas mengetahui tanpa berpikir panjang.


Namun, entah sejak kapan sulit rasanya mengabaikan tatapan itu.

Mata yang lesu saat lelah.

Mata yang terbuka lebar saat akan melakukan hal yang disuka.

Mata yang dihiasi air mata saat mengingat hal tak menyenangkan.

Dan mata tanpa makna yang lebih sering terlihat.


Tatapan itu seolah mengunci pandangan.

Muncul keinginan menepis pandangan itu.

Karena rasanya sulit untuk berpaling sesuai keinginan.

Terkadang tatapan penuh semangat.

Terkadang pula tatapan tanpa nyawa.

Rasa ketidaknyamanan namun tak asing.

Namun kadang kala akan terasa sangat asing.


Hingga tanpa sadar muncul tanda tanya.

Tanda tanya yang tak serius.

Hanya lelucon untuk menyenangkan hati.

Seperti membuat tanya jawab kepada diri sendiri.

Apa nama dari emosi yang mata itu tunjukkan.

Apakah ada namanya?

Apa penyebabnya?

Siapa itu?


Jika bukan semua itu.

Timbul perasaan aneh.

Mengapa tatapan itu terasa jujur.

Seolah tak terusik oleh segala kebohongan dunia.

Menatap dengan tatapan polos.

Sekaligus mengetahui segalanya.

Tatapan yang tak jelas, bukan?


Terlihat seperti satu hal, sekaligus hal lain.

Atau bahkan menjadi semuanya.

Sungguh hingga kini tatapan itu seringkali merebut segala perhatian.

Komentar